Tenaga Kesehatan Akan Selalu Diperlukan Kapan saja
Disebut awalnya jika kesehatan ialah hal yang paling penting di kehidupan manusia. Teori classic H. L. Bloom mengatakan jika ada 4 faktor yang memengaruhi derajat kesehatan dengan click here beruntun, yakni: 1) pola hidup (life style); 2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya); 3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik (turunan). Ke-4 determinan itu sama-sama berhubungan dan pada akhirannya akan memengaruhi status kesehatan seorang. Bangsa Indonesia ialah bangsa yang lebih besar, masalah kesehatan terbaru yang belum tersudahi adalah salah satunya akibatnya karena minimnya tenaga medis yang berada di Indonesia. Dikutip dari kbr.id yang didapat dari Paparan Kabag Kepegawaian dan Umum Ditjen Farmalkes, Penskalaan Keperluan Tenaga Kefarmasian, Kemenkes RI, 2019; www.farmalkes.kemkes.go.id disebut jika Indonesia masih minus tenaga medis. Data yang sukses digabungkan kbr.id ialah seperti berikut :
Minus Dokter Gigi
Dalam Permenkes 75 Tahun 2014 dan Permenkes 9 Tahun 2014, Indonesia memiliki keperluan dokter gigi sekitar 9.825 orang untuk Puskesmas Rawat Inap (Ranap) dan Non-Ranap. Tetapi berdasar data Ditjen Farmalkes, Indonesia baru memiliki 7.127 dokter gigi untuk Puskesmas. Maknanya, masih tetap ada minus sekitar 2.698 orang. Ditjen Farmalkes menulis jika Indonesia memerlukan 28.000 dokter gigi untuk klinik. Tetapi, sampai saat ini jumlah SDM rielnya belumlah diketahui.
Minus Apoteker
Ditjen Farmalkes, jumlah apoteker di Indonesia belum penuhi standard. Baiknya, Puskesmas Ranap dan Non-Ranap memerlukan 13.279 orang apoteker. Tetapi, SDM rielnya cuma sejumlah 12.155 orang. Maknanya, Indonesia tetap kekurangan apoteker sekitar 1.124 orang. Dalam pada itu, Indonesia memerlukan 14.000 apoteker untuk klinik. Tetapi, Ditjen Farmalkes belum mempunyai data masalah jumlah SDM riel yang ada.
Minus Tenaga Kesehatan Warga
Menurut UU No. 36 Tahun 2014, Tenaga Kesehatan Warga terbagi dalam epidemologi kesehatan, tenaga promo kesehatan dan ilmu sikap, pembina kesehatan kerja, tenaga administrasi dan peraturan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, dan tenaga medis reproduksi dan keluarga. Puskesmas dan klinik di Indonesia memerlukan keseluruhan 19.650 Tenaga Kesehatan Warga. Tetapi berdasar data Ditjen Farmalkes, SDM rielnya cuma capai 13.458 orang. Dengan demikian, Indonesia masih minus Tenaga Kesehatan Warga sekitar 6.192 orang.
Minus Tenaga Nutrisi
UU No. 36 Tahun 2014 menyebutkan jika Tenaga Nutrisi ialah pakar di bagian gizionis dan dietisien. Tenaga medis tipe ini dapat tangani penataan standard nutrisi untuk pribadi, warga umum, atau pasien rumah sakit. Menurut standard yang ditata dalam Permenkes, semua Puskesmas Indonesia memerlukan 13.279 Tenaga Nutrisi. Tetapi SDM riel yang terdapat cuma 10.697, hingga Indonesia masih minus Tenaga Nutrisi sejumlah 2.582 orang. Indonesia memerlukan 14.000 Tenaga Nutrisi untuk klinik. Tetapi sampai saat ini jumlah SDM rielnya belumlah diketahui.
Minus Teknisis Pelayanan Darah
Transfusi darah termasuk sebagai perlakuan klinis yang sangat berefek dan dapat berpengaruh fatal. Karenanya, layanan kesehatan Indonesia memerlukan tenaga pakar yang disebutkan Mekanik Pelayanan Darah. Menurut Ditjen Farmalkes, Puskesmas dan klinik di semua Indonesia memerlukan 9.825 Mekanik Pelayanan Darah. Tetapi SDM rielnya cuma sejumlah 8.124, hingga Indonesia masih minus Mekanik Pelayanan Darah sekitar 1.701 orang.
Banyak argumen yang tidak bisa disebut satu-satu dalam artikel berikut, mengapa kita harus jadi tenaga medis. Banyak yang berasumsi jika kuliah kesehatan atau sekolah kesehatan sangat susah. Itu mungkin betul, tetapi sekalian tidak tepat. Seperti hal nya disiplin ilmu yang lain, setiap ilmu pengetahuan tentu harus melalui tahapan evaluasi lebih dulu. Ada pernyataan jika