ПРОФНАСТИЛ НСК news Protes Ongkos Pendidikan Tinggi, Disongsong Gertakan

Protes Ongkos Pendidikan Tinggi, Disongsong Gertakan

Protes Ongkos Pendidikan Tinggi, Disongsong Gertakan

Ketua BEM Kampus Negeri Yogyakarta Faras menjadi satu diantara mahasiswa yang tiba ke DPR RI pada 16 Mei kemarin. Dia mengadu berkaitan tingginya ongkos pendidikan perguruan tinggi. Selainnya gelombang demo mahasiswa, audiensi dengan DPR RI itu jadi penyebab Presiden Jokowi dan Mendikbudristek Nadiem Makarim menggagalkan peningkatan UKT.

Sayang, beberapa mahasiswa yang protes dan pada akhirnya didengarkan Jokowi atau Nadiem itu malah justru mendapatkan gertakan dan teror dari pengurus universitas. Sesudah berkunjung ke Senayan, Faras langsung disuruh ‘menghadap’ Dekan.

Tetapi gertakan yang dirasakan Faras sebetulnya terjadi bahkan juga saat sebelum dia ke DPR RI. Faras akui mendapatkan gertakan dan teror pencabutan beasiswa dari petinggi di UNY. Dia disuruh tidak mengomentari tingginya ongkos di UNY.

“Nach, saat kami koordinir dan diskusi masalah program BEM itu, secara mendadak beliau justru tanya-tanya semacam ini, ‘Mas, kamu sebelumnya pernah terima beasiswa atau tidak?’ ‘Iya, Pak, sebelumnya pernah terima beasiswa.’ ‘Ya, saya mengetahui kamu sebelumnya pernah terima beasiswa KIP dari pemerintahan, ya kamu jangan kritik-kritik pemerintah’,” sebut Faras tirukan percakapan dengan salah satunya petinggi UNY yang memberikan ancaman.

Petinggi itu minta Faras bungkam dan stop mempermasalahkan peraturan pemerintahan atau universitas. Tetapi Faras masih tetap kukuh jaga nyali kritisnya untuk mengomentari. “Karena saya sebagai, di sini saya sebagai Ketua BEM dan sebagai mahasiswa yang merdeka begitu,” katanya.

Mahasiswa UNY, Anggi—bukan nama sebetulnya—mengatakan praktek gertakan terjadi sepanjang sekian tahun ke belakang. Umumnya https://kppbanten.com/ ikut mengikutsertakan dosen pembina akademis sampai pejabat rektorat. Setiap ada mahasiswa yang krisis pada peraturan universitas, umumnya dosen pengiring langsung panggil dan memberikan seperti peringatan. Di sejumlah kasus dibarengi teror pemberian nilai buruk. Bila mahasiswa berkaitan dipandang tetap bandel, dilaksanakan panggilan bertahap, mulai fakultas sampai ke faksi rektorat.

“Bertahap begitu . Maka, saat tetap kedapatan turut konsol (rapat koalisi dan dialog gagasan tindakan demo), menjadi akan naik kembali diundang. Saat (konsol atau dialog) di universitas itu selalu dipantau oleh faksi rektorat, ada selalu orang yang menulis siapa saja yang turut,” sebut salah satunya praktisi organisasi kemahasiswaan itu ke detikX pada Minggu, 27 Mei 2024.

Bahkan juga, pada beberapa tahun awalnya, sejumlah mahasiswa yang aktif mengumandangkan kritikan sebelumnya sempat dikuntit dan kosannya didatangi preman. Preman-preman itu mereka sangka kuat adalah suruhan faksi universitas. Disamping itu, sering ada beberapa orang asing yang mengusik dan memancing kerusuhan fisik dengan mahasiswa saat demo di lingkungan universitas.

Anggi mengutarakan beberapa mahasiswa yang diundang faksi universitas kerap terima teror dan kekerasan verbal. Bahkan juga panggilan itu umumnya tanpa memakai surat dan cuma lewat program pesan singkat.

Related Post